jaringanotot daging yang telah terbuka dari pada ikan utuh - Terapkan teknik pendinginan untuk setiap tahap pengerjaan untuk menjaga ikan tetap segar dengan melindungi dari sinar matahari, angin dan sumber panas lainnya yang dapat meningkatkan suhu ikan - Untuk mengurangi drip (air dari jaringan otot yang hilang pada waktu produk beku
Pengeringan Daging Oleh Windu Bahari Desember 7, 2007 By Ahmad Windu Bahari A. Definisi PengeringanPengeringan adalah proses mengurangi kadar air suatu bahan pangan dengan mengeluarkan sebagian kadar air bahan pangan tersebut dengan metode penguapan dengan energi panas sehingga mikroorganisme yang terdapat pada bahan pangan tersebut tidak dapat tumbuh pengeringan adalah bahan pangan akan lebih awet, volume serta beratnya akan berkurang sehingga akan menurunkan biaya untuk transportasi bahan pangan tersebut. Kerugian pengeringan adalah sifat bahan akan berubah baik bentuk, fisik, kimia, maupun mutunya, serta perlu diadakan rehidratasi atau perendaman bahan pangan dalam dua metode pengeringan, yaitu1. Sun dryingYaitu proses pengeringan dengan menggunakan panas matahari. Keuntungan metode ini adalah energi panas didapat secara gratis karena langsung dari panas sinar matahari. Kerugian metode ini adalah suhu dan waktu pengeringan tidak dapat diatur serta kebersihan bahan pangan yang dikeringkan tidak Artificial dryingYaitu proses pengeringan dengan menggunakan panas yang berasal dari suatu mesin pengering. Keuntungan metode ini adalah suhu dan waktu pengeringan dapat diatur serta kebersihan bahan pangan lebih terjamin. Kerugiannya adalah membutuhkan biaya lebih banyak karena mesin pengering memerlukan listrik untuk menghasilkan drying dapat dibagi menjadi• Cabinet dryer• Vacuum dryer• Spray dryer• Freeze dryerFaktor-faktor yang memengaruhi kecepatan pengeringan antara lain1. sifat fisik dan kimiawi bahan pangan2. bentuk alat dan media perantara pengering3. sifat fisik lingkungan alat pengering4. karakteristik alat Tujuan PengeringanTujuan dari pengeringan yaitu menghambat atau mencegah terjadinya kerusakan, mempertahankan mutu, menghindarkan terjadinya keracunan sehingga dapat mempermudah penanganan dan pengeringan barangkali lebih tepat bila disebut sebagai usaha untuk menghambat kerusakan karena lambat atau cepat bahan yang kering diawetkan akan menglami kerusakan juga. Daging yang dikeringkan dendeng akan bertahan selama 1-3 bulan. Bahan yang awet mempunyai nilai dan harga yang lebih tinggi karena risiko terjadinya kerusakan lebih yang kering meskipun mengalami perubahan-perubahan tetapi terjadinya sangat lambat sehingga seolah-olah tidak mengalami perubahan. Karena tidak mengalami perubahan, maka bahan yang mula-mula bermutu baik akan tetap baik selama jangka waktu kerusakan oleh beberapa mikroba dapat menyebabkan pembusukan bahan yang didahului terjadinya produksi racun atau toksin. Bahan yang telah mengandung racun tersebut dapat membahayakan kesehatan yang kering lebih mudah cara penanganannya, karena sortasi tidak perlu dilakukan serta kemungkinan penularan atau kontaminasi dapat diperkecil. Daging yang telah mengalami proses pengeringan akan tahan terhadap pengaruh kondisi-kondisi luar yang dapat merusak bahan tersebut sehingga dalam penyimpanannya akan lebih mudah karena kondisi penyimpanannya juga tidak sukar. Setelah dikeringkan, daging dendeng akan menjadi bentuk yang lebih praktis dan ringkas. Postingan populer dari blog ini a. Perhitungan Energi v Langkah Penggunaan AIBW Adjusted Ideal Body Weight Menghitung berat badan ideal IBW = TB – 100 – 10% = 160 – 100 – 10% = 54 kg Menggunakan AIBW Adjusted Ideal Body Weight karena ABW Actual Body Weight klien lebih besar 120% dari IBW Ideal Body Weight klien, dimana ABW klien 80 kg dan IBW klien 54 kg. Dibuktikan dengan, ABW/ IBW X 100% = 80/ 54 X 100% = 148,148% à ABW > 120% IBW Dikarenakan ABW Actual Body Weight klien lebih besar dari 120% dari IBW Ideal Body Weight klien, maka yang digunakan adalah AIBW Adjusted Ideal Body Weight . Menghitung Adjusted Ideal Body Weight AIBW AIBW = ABW – IBW X 0,25 + IBW = 80 – 54 X 0,25 + 54 = 60,5 kg Koefisien 0,25 25% pada perhitungan di atas menunjukkan persen dari kelebihan berat badan yang “ metabolic active ” dengan mempertim CARA MEMBUAT FORMULA RAHIDRATION SOLUTION FOR MALNUTRITION ReSoMal Cara membuat cairan ReSoMal Terdiri dari - Bubuk WHO-ORS untuk 1 liter * 1 pak - Gula pasir 50 gram - Larutan elektrolit/ mineral ** 40 ml - Di tambah air sampai larutan menjadi 2000 ml 2 liter Setiap 1 liter cairan ReSoMal ini mengandung 45 mEq Na, 40 mEq K dan 1,5 mEq Mg * bubuk WHO ORS untuk 1 liter mengandung 3,5 g NaCl, 2,9 g trisodium citrat dihidrat 1,5 g KCl dan 20 g glukosa Cara membuat larutan elektrolit ** larutan elektrolit/ mineral terdiri dari KCl 224 gram Tripotasium citrat 81 grm MgCl 2 ,6H 2 O 76 gram Zn asetat 2 Bagaimana cara menentukan anak kita lahir dan tumbuh menjadi anak stunting atau tidak? Cara penentuan anak stunting, menggunakan cara yang sama juga berlaku untuk menentukan status gizi anak berdasarkan indeks antropometri panjang badan menurut umur PB/U atau tinggi badan menurut umur TB/U. Contoh Anak perempuan umur 7 bulan memiliki panjang badan 61,5 cm. Bagaimanakah status gizi anak tersebut ? Anak perempuan dengan umur 7 bulan, panjang badan 61,5 cm ada di antara -3 SD dan -2 SD. Berdasarkan Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak, panjang badan anak yang berada di antara -3 SD dan -2 SD tergolong PENDEK. Sehingga dapat disimpulkan status gizi anak perempuan tersebut dikategorikan pendek berdasarkan indeks antropometri panjang badan menurut umur.
Pigmenpada kulit dan permukaan daging juga dapat mengalami proses oksidasi yang mengakibatkan warna menjadi hitam atau gelap. Pada kualitas tekstur juga akan terganggu akibat terbentuknya kristal es dan proses rekristalisasi. Kekerasan berkaitan dengan kandungan dan sifat dari protein dan lemak yang terkandung didalam daging ikan.
Pengeringan ikan merupakan proses pengolahan yang telah dilakukan sejak zaman dahulu, di mana terjadi penguapan air dalam tubuh ikan ke lingkungan sekitarnya yang disebabkan oleh perbedaan kadungan uap air ikan dengan udara disekitarnya. Buku ini menjelaskan tentang proses pengeringan ikan mulai dari persiapan bahan baku, tahapan-tahapan yang dilakukan, peralatan yang digunakan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Proses pengeringan ikan juga dimaksudkan untuk mencegah mikro organisme dan kegiatan enzim yang menyebabkan penurunan kualitas ikan yang mengakibatkan kemunduran mutu. Melalui proses pengeringan, kegitan mikro organisme dan enzim pembusuk dapat dicegah sehingga ikan memiliki daya awet lebih lama. Buku ini juga mengulas tentang metode pengeringan ikansecara modern menggunakan alat mekanik dan menggunakan oven yang sederhana maupun oven listrik dan bersifat modern. Pengeringan ikan dapat dilakukan dengan berbagaicara yakni menggunakan sinar matahari, udara panas, cabinet vakum, pengeringan beku freeze dryer, gelombang mikro dll. Aspek gizi ikan kering juga dibahas untuk melengkapi konteks dari buku ini, seperti kandungan protein, lemak, vitamin, mineral dan lain-lain. Protein ikan diketahui mengandung asam amino esensial dan asam amino non esensial. Kekurangan nutrisi ikan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti busung lapar, kesehatan mata, kulit dan tulang, bahkan dapat juga menurunkan kecerdasan anak. Selain protein, lemak ikan juga tidak kalah penting perannya dalam metabolisme untuk menjaga kesehatan manusia. Lemak ikan mengandung asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuhyang lebih banyak jika dibandingkan dengan lemak hewan darat, namun demikian daging ikan sangat mudah teroksidasi. Figures - uploaded by Putut Har RiyadiAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Putut Har RiyadiContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free A preview of the PDF is not available ... Olahan tradisional yang biasanya dilakukan yakni pengeringan alami menggunakan sinar matahari. Menurut Swastawati et al., 2019, pengeringan ikan secara tradisional biasanya dilakukan dengan menjemur ikan di bawah sinar matahari dengan berulang-ulang membalik ikan agar kering merata. Namun, proses pengeringan ikan di Desa Dulangeya dilakukan dengan mensejajarkan 4-5 ekor ikan yang sudah disiangi dan menjemurnya dengan cara digantung di lapak-lapak jualan ikan di pinggir jalan. ...Desa Dulangeya merupakan salah satu desa di Pesisir Kecamatan Botumoito, Kabupaten Boalemo. Salah satu potensi Desa pada sektor perikanan adalah ikan karang batu yang dijual dalam bentuk segar atau diolah secara tradisional menjadi ikan kering gantung. Teknik pengeringan secara tradisional memiliki kelemahan terutama dalam ketidakhigienisan produk. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan keterampilan masyarakat lokal dengan memberikan edukasi dan pelatihan tentang proses pengolahan ikan asap melalui pengaplikasian rumah asap model kabinet dan kemasan plastik vakum. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Dulangeya, Kecamatan Botumoito, Kabupaten Boalemo selama 45 hari. Pelatihan dilakukan dengan memberikan sosialisasi dan edukasi terkait produk olahan ikan asap yang dilanjutkan dengan kegiatan praktik pembuatan ikan asap dan pengemasan. Kelompok sasaran kegiatan yakni istri-istri nelayan di Desa Dulangeya. Melalui kegiatan ini, masyarakat Desa Dulangeya memperoleh keterampilan tambahan dalam membuat produk ikan karang batu asap khas Dulangeya. Masyarakat dikenalkan dan diberikan edukasi terkait proses pengasapan menggunakan rumah asap model kabinet tertutup sebagai upaya mengoptimalisasi pemanfaatan panas dan asap yang terperangkap. Selain itu, model konstruksi kabinet tertutup juga ditujukan untuk meminimalisasi kontak langsung produk dengan sumber-sumber pencemar. Masyarakat juga dilatih dan ditingkatkan keterampilannya dalam hal mengemas produk menggunakan alat vacuum sealer dan plastik vakum serta pemberian label kemasan, sehingga dihasilkan produk ikan karang batu asap yang higienis dan menarik. Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat mitra kegiatan telah mampu membuat produk ikan karang batu asap yang higienis dengan kemasan plastik vakum dan label kemasan yang menarik sebagai produk inovasi yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat asin merupakan salah satu produk olahan ikan yang diawetkan dengan garam dan sangat digemari masyarakat sebagai lauk pauk. Pengolahan ikan asin yang cenderung mengabaikan unsur sanitasi dan higienitas serta penggunaan formalin memberikan potensi berbahaya jika dikonsumsi manusia. Penerapan rak pengering ikan dengan konsep PEHI_LING Praktis Ekonomis dan Higienis yang berwawasan Lingkungan diharapkan menjadi solusi bagi pengolahan ikan asin yang lebih terjamin kualitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan performa ikan asin pra dan pasca penerapan rak pengering ikan PEHI_LING pada ikan Petek, Layur dan Teri di sentra ikan asin Desa Kedungmalang Kabupaten Jepara. Uji yang digunakan antara lain uji bebas formalin, uji mikrobiologis dan analisis proksimat. Hasil pengujian menunjukkan ikan asin yang diproduksi masyarakat Kedungmalang 70 % mengandung formalin, sisanya bebas formalin. Ikan Asin dengan penerapan PEHI_LING 100% bebas formalin. Tidak ditemukan cemaran bakteri patogenic Escherichia coli dan Salmonella spp pada ikan asin Pra dan pasca PEHI_LING. Uji Proksimat menunjukkan rata-rata protein ikan asin pasca penerapan PEHI_LING lebih tinggi daripada sebelum penerapan PEHI_LING. Belvi VatriaAbstrak Ikan bandeng adalah ikan yang banyak digemari oleh masyarakat kita , banyak hasil olahan ikan bandeng yang kita ketahui antara lain bandeng asap, bandeng presto dan lainnya. Meski mempunyai cita rasa yang spesifik dan banyak digemari namun ikan bandeng mempunyai kelemahan banyak duri yang tersebar diseluruh bagian daging. Pengolahan bandeng tanpa duri merupakan salah satu proses diversifikasi produk olahan hasil perikanan yang baru di masyarakat. Bandeng tanpa duri adalah ikan bandeng segar dimana secara biologi struktur tubuhnya banyak terdapat duri halus, dan untuk menghilangkan faktor pembatas duri halus tersebut telah tersedia teknologi tepat guna yang sederhana melalui pengkajian letak dan struktur duri dan menghilangkannya dengan cara mencabut duri. Ikan bandeng tanpa duri merupakan produk yang masih mentah dan diharapkan produk tersebut dapat diolah menjadi produk lanjutan seperti bandeng asap tanpa duri atau produk-produk olahan lainnya. Kata kunci ikan bandeng tanpa duri, proses IrawanGuntarti SupeniKemasan makanan dan peralatan rumah tangga pada saat ini sangat beragam. Masyarakat dihadapkan pada banyak pilihan, namun diindikasikan adanya bahaya migrasi dibalik penggunaan produk tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang karakterisasi migrasi kemasan dan peralatan rumah tangga berbasis polimer. Penelitian telah dilaksanakan di Balai Besar Kimia dan Kemasan BBKK. Metode penelitian dilakukan dengan pengambilan contoh di pasaran yaitu pasar modern maupun tradisional dengan pengujian rutin di laboratorium. Selanjutnya contoh diuji global migrasi dan kandungan logam termigrasinya. Contoh dikategorikan ke dalam 3 tiga kategori yaitu melamin melamine formaldehyde, kemasan multilayer, dan contoh produk yang berbasis atau berbahan baku polimer kemasan dan peralatan rumah tangga. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis serta membuat database produk kemasan dan peralatan rumah tangga yang berbahan dasar polimer yang beredar di masyarakat. Standar acuan yang digunakan untuk menentukan ambang batas migrasi yang diperbolehkan adalah Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM No. HK tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemasan makanan dan peralatan rumah tangga yang beredar di pasaran masih dalam batas aman digunakan untuk produk makanan. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji global migrasi, formaldehid terekstrak, dan kandungan logam termigrasi masih berada di bawah ambang batas maksimal yang pengeringan ikan petek Leiognathus sp. telah dilakukan menggunakan alat pengering mekanis tipe vertikal dengan dimensi 60 cm x 60 cm x 270 cm yang dilengkapi penarik udara dari dalam ruang pengering dengan daya 150 watt rpm. Dinding alat pengering terbuat dari lembaran akrilik dengan ketebalan 40 mm. Alat pengering ini menggunakan bahan bakar LPG. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja alat pengering dan untuk mengetahui laju kecepatan penurunan bobot ikan. Ikan petek sebelum dikeringkan telah direndam dalam larutan garam 3% selama 60 menit kemudian disusun di atas rak dengan kapasitas 1,74 kg/rak. Selanjutnya rak dimasukkan ke dalam ruang pengering. Percobaan ini dilakukan sebanyak 3 kali dan setiap ulangan menggunakan ikan petek sebanyak 10,44 kg. Lama pengeringan 720 menit yang menghabiskan LPG sebanyak 3,465 kg atau setara dengan 53,9 kkal/menit. Selama proses pengeringan diamati penurunan bobot ikan dan kadar air, serta kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembaban yang diamati setiap 30 menit. Hasil percobaan menunjukkan bahwa suhu dan kelembaban di dalam ruang pengeringan berkisar antara 26,03–55,86°C dan 22,3–78,05%. Jumlah bobot ikan yang hilang selama 720 menit proses pengeringan sebanyak 52%. Kecenderungan penurunan bobot ikan diperoleh persamaan garis logaritma y = -0,2 ln x + dengan nilai r2 = 0,999. Kadar air diperoleh sebesar 47,94% dan nilai aw 0,483 Yusra Yusrap>Masyarakat Sumatera Barat sejak lama mengenal ikan salai, yaitu ikan yang dikeringkan melalui proses pengasapan. Hampir semua jenis ikan dapat dibuat ikan salai, salah satunya adalah ikan Nila Oreochromis niloticus . Penelitian ini dilakukan di Nagari Koto Malintang, Bayua dan Sigiran Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam pada bulan Mei 2015. Penelitian ini bertujuan untuk 1. Mengetahui proses pengolahan ikan Nila Oreochromis niloticus asap yang biasa dilakukan oleh nelayan pengolah dan 2. Program kelayakan dasar GMP dan SSOP dan tingkat penerapannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan kegiatan ini diketahui proses pengolahan ikan Nila Oreochromis niloticus asap masih bersifat tradisional dan belum menerapkan standar GMP dan SSOP dalam mengolah ikan asap. Kata kunci Penerapan, GMP, SSOP, Nila Oreochromis niloticus ,
Bahanpangan ikan dan daging yang masih mentah memiliki kandungan air yang tinggi sehingga dapat membuat ikan dan daging menjadi cepat rusak. Oleh karena itu, harus dilakukan pengolahan. Cara pengolahan bahan ikan dan daging yang sering dilakukan berupa pengawetan dengan cara pembekuan, pengeringan, pengasapan dan curring.
TEKNOLOGI PANGAN 1. Pengeringan Alami Sun Drying atau Penjemuran Sun drying merupakan suatu proses untuk mengurangi atau menghilangkan sebagian air dari bahan pangan dengan cara menguapkan air dengan memanfaatkan energi panas langsung dari matahari. Aplikasi pengeringan alami banyak diterapkan pada berbagai bahan makanan seperti ikan asin, kopi, kacang dan lain-lain. Pengeringan ini memiliki kelebihan, di antaranya biaya yang rendah serta peralatan yang sederhana dan murah. Adapun Kekurangan merode ini adalah bergantung pada cuaca yang tidak menentu, suhu kelembaban udara dan kecepatan aliran udara yang tidak dapat di kontrol, sanitasi yang tidak terjamin, mutu hasil pengeringan yang rendah serta membutuhkan tempat yang cukup luas. Selain penjemuran, sun drying juga diterapkan melalui solar Drying merupakan metode pengeringan yang umum digunakan untuk bahan makanan hasil panen. Prinsip solar drying adalah pengeringan yang memanfaatkan energi panas matahari yang dibantu dengan suatu alat sehingga hasilnya menjadi lebih efektif. Bahan pangan yang akan dikeringkan akan dimasukkan kedalam bilik yang berada pada ketinggian tertentu, kemudian udara yang telah dipanaskan dalam bilik pemanas oleh energi matahari akan masuk melalui saluran yang dibuat lebih rendah. Bahan makanan akan terpanasknan secara konveksi dan radiasi sehingga hasil yang diperoleh akan lebih efektif. Kelebihan yang dimiliki metode ini adalah bersifat ekonomis pada skala pengeringan yang besar karena memiliki biaya operasional yang lebih murah dibandingkan pemanasan menggunakan mesin. Kekurangan metode ini adalah tergantung pada kondisi cuaca sehingga pemberian panasnya tidak dapat dijaga konstan. 2. Pengeringan Buatan Artificial Drying Artificial Drying adalah suatu proses untuk mengurangi atau menghilangkan sebagian kadar air dari bahan pangan dengan cara menguapkan air dengan bantuan energi panas yang berasal dari alat pengeringan. Aplikasi pengeringan buatan banyak diterapkan pada berbagai bha pangan, seperti teh, buah-buahan, sayuran, daging dan lain-lain. Kelebihan dari metode ini adalah bahan pangan terhindar dari kerusakan kimiawi dan mikrobiologis, citarasa dan nilai gizi yang dapat dipertahankan, dan daya rehidratasi baik. Adapun kelemahan dari metode ini adalah menggunakan biaya yang mahal. 3. Spray Drying Spray drying merupakan metode pengeringan yang paling banak digunakan di industri, terutama industri makanan. Pada metode ini seluruh air akan dikeringkan dan diubah menjadi butiran-butiran air dengan cara diuapkan menggunakan atomizer. Butir air tersebut kemudian akan dikontakkan dengan udara panas yang menyebabkan air mongering dan berubah menjadi serbuk. Kemudian uap panas dan serbuk dipisahkan dengan cyclone dan suhu diturunkan sesuai kebutuhan produksi. Diaplikasikan untuk mengeringkan tepung, ekstrak kopi, susu dan lain-lain. Kelebihan yang dimiliki metode ini adalah sebagai berikut Dapat mengeringkan bahan dengan kapasitas besar dalam waktu yang cepat, mencapai 100 ton/jam Tidak terjadi kehilangan senyawa volatile dalam jumlah yang besar Cocok diterapkan pada produk tinggi protein yang tidak tahan pemanasan suhu tinggi Dapat mengontrol variabel tertentu daam produk, seperti bentuk, ukuran, kandungan air dan lain-lain Sistem kontinyu yang dapat dikontrol secara manual dan otomatis Adapun kekurangan yang dimiliki metode ini adalah sebagai berikut Biaya operasional yang cukup tinggi Hanya dapat diaplikasikan pada produk cair dengan kekentalan tertentu Tidak dapat diaplikasikan pada produk yang lengket karena akan menempel dan menimbulkan gumpalan dipermukaan alat HMI, 2012 4. Vacuum Drying Suatu proses pengeringan produk yang dilakuka pada suhu rendah dengan penyedotan uap air vacuum dari hasil pemanasan. Vacum drying umumnya digunakan pada buah-buahan yang tidak tahan dengan suhu panas yang teralu tinggi, seperti salak, apel, nangka, semangka dan lain-lain. Kelebihan pengeringan dengan vacuum drying adalah sebagai berikut Tingkat kekeringan produk yang lebih baik Produk hasil pemanasan tidak rusak Pemansan yang dilakukan dapat lebih merata Sangat baik diterapkan pada jenis obat-obatan, bahan herbal dan tepung Waktu pengeringan yang lebih singkat dan energi yang lebih sedikit Kelemahan pengeringan vacuum adalah biaya operasional yang relatif mahal 5. Drum Drying Suatu metode pengeringan yang dilakukan dengan drum. Tujuan utama pengeringan ini adalah untuk memecah struktur granula pati sehingga daya larutnya meningkat Panuwat, S dan Athpol, N. 2003. Aplikasi yang umum dilakukan dengan drum drying adalah berbagai jenis produk makanan berpati, makanan bayi, maltodelkstrin, sereal, pure kentang dan pasta berviskositas tinggi. Kelebihan dari drum drying adalah sebagai berikut Produk yang dihasilkan memiliki sifat rehidrasi yang tinggi Dapat diaplikasikan pada bahan pangan yang kental seperti pati dan gelatin Penggunaan energi yang hemat dan efisien dengan kecepatan tinggi Diperoleh produk yang bersih dan higienis Mudah dalam pengopersian dan perawatan/pemeliharaan Fleksibel dan dapat diterapkan pada pengeringan skala kecil Adapun kekurangan dari drum drying adalah sebagai berikut Tidak cocok untuk produk yang tidak dapat membentuk lapisan film Biaya yang digunakan untuk merubah permukaan drum cukup tinggi Panas yang di kontakan langsung dengan permukaan drum mungkin dapat merubah rasa dan memudarkan warna produk Kecepatan hasil pengeringan per satuan waktu lebih rendah jika dibandingkan dengan spray drying Luas kontak dengan udara lebih rendah jika dibandingkan dengan fluidized bed drying 6. Freeze Drying Freeze drying merupakan salah satu Teknik pengeringan bahan pangan. Prinsip yang digunakan adalah proses pembekuan yang kemudian dilanjutkan dengan pengeringan dimana sebagian besar air dipisahkan melalui proses sublimasi. Metode ini diaplikasikan pada buah dan sayuran, kopi, daging dan bahan makanan lainnya Haryadi, P. 2013 Kelebihan metode ini adalah sebagai berikut Menghasilkan produk dengan nilai rehidrasi yang tinggi Menghasilkan produk yang dapat dipertahankan nilai gizi, warna, bentuk, rasa dan teksturnya Dapat mengurangi kadar air 95-99% Dapat dipalikasikan pada bahan yang rentan rusak pada suhu tinggi dan mudah teroksidasi Kekurangan metode ini adalah sebagai berikut membutuhkan biaya investasi alat dan operasional yang cukup tinggi sehingga harga produk dipasaran juga menjadi lebih mahal Haryadi, P. 2013. 7. Microwave Drying Microwave Drying merupakan suatu metode pengeringan yang terjadi didalam oven. Prinsip metode ini adalah perpindahan secara konveksi dimana udara, gas ataupun uap air akan menguap akibat adanya transfer panas yang kemudian diubah menjadi panas secara konduksi pada permukaan bahan dan dinding oven. Kelebihan metode ini adalah pengeringan yang dapat di lakukan lebih cepat, pemakaian energi yang lebih sedikit, dan pengunaa serta perawatan yang mudah. Adapun kekurangannya adalah penggunaan wadah yang harus diperhatikan agar tidak ikut meleleh, dan membutuhkan energi yang cukup besar. 8. Contact Drying Contact Drying merupakan salah satu metode pengeringan dimana produk bersentuhan langsung dengan permukaan panas. Metode ini sangat cocok diaplikasikan pada bahan dengan kekentalan tertentu seperti pasta dan lain-lain. Kelebihan metode ini adalah dijalanan secara vakum dan memiliki efisiensi energi yang tinggi. Adapun kekurangannya adalah membutuhkan investasi alat dan biaya operasional yang tinggi. 9. Conventional Tray Frying Metode ini merupakan salah satu metode yang sederhana, dimana bahan yang akan dikeringkan diletakkan didalam kolom bersusun kemudian ruang akan ditutup dan udara panas dialirkan kedalamnya sehingga semua bahan menjadi kering. Kelebihan metode ini adalah laju pengeringan lebih cepat, peralatan yang sederhana serta biaya instalasi yang rendah, selain itu biaya operasional yang digunakan pada metode ini juga rendah sehingga harga jual produk dipasaran akan lebih murah. Kekurangan metode ini adalah efisiensi yang rendah dan umumnya panas tray yang sampai ke atas akan lebih rendah disbanding panas tray yang dibawah. 〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰 DAFTAR PUSTAKA Ellen. 2012. STUDI MEKANISME ALAT PENGERING SPRAY DRYER DAN MICROWAVE. Diakses melalui pada 25 September 2020 pukul WIB Haryadi, Purwiyatno. 2013. Freeze Drying Technology for Better Quality 7 Flavour of Dried Product. Food Review Indonesia Kieviet, G. Frank, 1997, Modelling Quality in Spray Drying, Eindhoven University of Technologi, The Nedherlands Mujumdar, Arun S, 2006, Handbook of Industrial Drying, National University of Singapore , CRC Press Online Panuwat Supprung and Athapol Noomhorm, 2003. Optimization of Drum Drying Parameters for Low Amylose Rice KDML105 Starch and Flour. Drying Technology, Vol. 21 No. 9, pp. 1781-1795. Patel R., Patel M., Suthar A., 2009, Spray Drying Technology an Overview, Department of Pharmaceutics, S. K. Patel College of Pharmaceutical Education and Research, Ganpat University, India Phariyadi. 2015. Pengantar Teknologi Pertanian. Diakses melalui pada 24 September 2020 pukul WIB Sains, Teknologi dan Bisnis. 2014. Macam-Macam Alat Pengering Dryer. Diakses melalui pada 24 September 2020 pukul WIB Vistanty, Hany, 2010, Pengeringan Pasta Susu Kedelai Menggunakan Pengering Unggun Terfluidakan Partikel Inert. Magister Teknik Kimia Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Wenggo, Ezron. 2017. Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pangan Pengeringan. Diakses melalui pada 24 September 2020 pukul WIB
SekolahMenengah Pertama terjawab 1.kerugian teknik pengeringan daging atau ikan adalah a.menjadi bahan pangan baru bahan berubah c.beratnya menyusut drastis d.lebih praktis 2.contoh makanan khas daerah yang mengandung protein tinggi, kecuali a.otak otak b.sate c.getuk singkong d.pepes ikan
Daging adalah salah satu bahan dasar yang dapat diolah menjadi berbagai macam hidangan. Baik daging sapi, kambing, ayam ketiganya sama-sama dapat menghasilkan masakan yang lezat. Belum lagi, kandungan nutrisi yang terdapat dalam berbagai jenis daging sering kali dibutuhkan oleh tubuh. Tekstur daging yang memiliki serat, lemak, serta konsistensi yang padat menjadikannya mudah membusuk dan bau atau mengalami kerusakan yang disebabkan oleh mikro organisme atau oksidasi lemak sehingga masa simpannya menjadi rendah. Lantas, bagaimana sih cara menyimpan atau mengawetkan daging, agar masih dalam kondisi yang bagus meskipun disimpan dalam waktu yang lama? Yuk, jangan sampai lewatkan artikel kali ini ya! Metode pengawetan dagingMetode Pengawetan Menggunakan Suhu RendahMetode PenggaramanMetode PengasapanMetode PengeringanFermentasi Metode pengawetan daging Metode Pengawetan Menggunakan Suhu Rendah Terdapat 2 cara mengawetkan daging dengan metode penggunaan suhu yang rendah yakni, pendinginan cooling dan pembekuan freezing. Keduanya memiliki pengaruh yang berbeda terhadap rasa, tekstur dan sifat-sifat lainya. Pendinginan merupakan teknik pengawetan yang paling mudah dan sering dilakukan. Teknik ini biasa dilakukan dengan menurunkan suhu dari +10° sampai dengan -2°C guna menghambat pertumbuhan mikro organisme dan mencegah daging membusuk dan rusak. Kamu bisa menggunakan lemari es untuk membuat daging tetap berada di suhu yang dingin. Sedangkan metode pembekuan membutuhkan waktu yang lebih lama dan suhu yang lebih rendah untuk dilalukan, yakni berada disekitar suhu -12° sampai -24°C dan dalam waktu berbulan-bulan. Proses ini merupakan proses yang sangat baik untuk mengawetkan daging. Karena proses pembekuan tidak berpengaruh terhadap kualitas warna dan rasa secara signifikan. Hanya saja metode ini akan menyebabkan daging beku yang hendak kita masak, sedikit berair dan kehilangan kesegaran. Metode Penggaraman Penggaraman curing adalah metode pengawetan daging yang paling umum digunakan sebelum adanya metode pendinginan yang lebih modern. Metode ini bekerja dengan cara menarik air yang ada pada daging keluar sehingga mencegah bakteri tumbuh dan merusak kualitasnya. Karna ketika daging terpapar garam dalam jumlah yang tepat, sekitar 20% salinitas garam mulai menarik uap air dan bakteri yang ada dalam daging tersebut Biasanya metode penggaraman ini menggunakan bahan seperti garam NaCl, Na-nitrit atau Na-nitrat, dan gula. Proses ini bertujuan untuk mempertahankan warna, aroma, dan tekstur pada daging agar tetap berkualitas baik saat disimpan. Sayangnya metode penggaraman ini dapat mengubah rasa daging menjadi lebih asin. Metode Pengasapan Metode pengasapan biasanya dilakukan dengan cara meletakkan daging pada wadah khusus lalu diasapi dari bawah tanpa mendekatkannya dengan api. Sebelum diasapi, daging biasanya direndam dengan air garam atau langsung diasapi begitu saja. Tetapi kita harus memastikan agar seluruh bagian daging terkena asap secara merata. Proses ini biasanya menghabiskan waktu selama 4-8 jam dengan suhu 35-40°C. Teknik ini akan membuat daging jauh lebih awet karena setelah diasapi daging akan menjadi lebih kering, sehingga mikro organisme tak dapat berkembang di dalamnya. Namun metode pengolahan yang dilalukan dengan suhu panas ini, dapat berbahaya untuk kesehatan jika terlalu banyak dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Seperti misalnya menyebabkan kanker ataupun masalah hati. Metode Pengeringan Metode pengeringan biasanya dilakukan ketika stok daging berlebihan. Prosesnya dilakukan untuk mengeluarkan air dalam daging dengan teknik penguapan, yakni menjemur daging di bawah sinar matahari, udara panas, atau melalui permukaan sesuatu yang telah dipanaskan, menggunakan garam dan gula untuk mengendalikan kegiatan air lebih lanjut dan berfungsi sebagai penghambat selektif terhadap kegiatan enzim dan mikro organisme. Pengeringan dapat menghambat pertumbuhan bakteri, ragi, dan jamur melalui pembuangan air. Sehingga daging akan jauh lebih awet. Namun proses ini bisa saja menyebabkan beberapa kandungan dalam daging berkurang, serta mempengaruhi rasa dan kualitas daging. Fermentasi Fermentasi adalah proses alami di mana mikro organisme seperti ragi dan bakteri mengubah karbohidrat seperti pati dan gula menjadi alkohol atau asam. Alkohol atau asam bertindak sebagai pengawet alami dan memberikan rasa khas pada daging yang difermentasi. Proses penguraian ini dapat berlangsung dengan atau tanpa aktivitas mikro organisme, terutama golongan jamur dan ragi. Enzim yang berperan dalam proses fermentasi terutama di dominasi oleh enzim proteolisis yang mampu mengubah protein. Fermentasi juga akan mendorong pertumbuhan bakteri baik pada daging atau yang biasa kita kenal dengan probiotik. Tetapi seperti yang di jelaskan oleh National Library Of Medicine mengonsumsi makanan yang telah di fermentasi, bisa saja menyebabkan masalah seperti, meningkatnya gas di dalam perut, sehingga menyebabkan kembung pada sebagian orang. Hal ini terjadi setelah probiotik membunuh semua bakteri berbahaya di dalam usus. Jadi itulah beberapa metode pengawetan daging yang dapat menjaga kualitas daging agar senantiasa baik, dan tidak mudah membusuk. Bagi kamu yang sering menyimpan stok daging yang cukup banyak, kamu bisa mencoba memperaktekan beberapa metode diatas.
Kelemahan Pengeringan Alami adalah membutuhkan lahan yang luas, sangat tergantung pada cuaca, dan sanitasi hygiene sulit dikendalikan. 2. Pengeringan Buatan Pengeringan buatan terdiri dari: · Menggunakan alat Dehidrator Pengeringan makanan memerlukan waktu yang lama.
By Ahmad Windu Bahari A. Definisi Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air suatu bahan pangan dengan mengeluarkan sebagian kadar air bahan pangan tersebut dengan metode penguapan dengan energi panas sehingga mikroorganisme yang terdapat pada bahan pangan tersebut tidak dapat tumbuh lagi. Keuntungan pengeringan adalah bahan pangan akan lebih awet, volume serta beratnya akan berkurang sehingga akan menurunkan biaya untuk transportasi bahan pangan tersebut. Kerugian pengeringan adalah sifat bahan akan berubah baik bentuk, fisik, kimia, maupun mutunya, serta perlu diadakan rehidratasi atau perendaman bahan pangan dalam air. Terdapat dua metode pengeringan, yaitu Sun drying Yaitu proses pengeringan dengan menggunakan panas matahari. Keuntungan metode ini adalah energi panas didapat secara gratis karena langsung dari panas sinar matahari. Kerugian metode ini adalah suhu dan waktu pengeringan tidak dapat diatur serta kebersihan bahan pangan yang dikeringkan tidak terjamin. Artificial drying Yaitu proses pengeringan dengan menggunakan panas yang berasal dari suatu mesin pengering. Keuntungan metode ini adalah suhu dan waktu pengeringan dapat diatur serta kebersihan bahan pangan lebih terjamin. Kerugiannya adalah membutuhkan biaya lebih banyak karena mesin pengering memerlukan listrik untuk menghasilkan panas. Artificial drying dapat dibagi menjadi Cabinet dryer Vacuum dryer Spray dryer Freeze dryer Faktor-faktor yang memengaruhi kecepatan pengeringan antara lain sifat fisik dan kimiawi bahan pangan bentuk alat dan media perantara pengering sifat fisik lingkungan alat pengering karakteristik alat pengering. B. Tujuan Pengeringan Tujuan dari pengeringan yaitu menghambat atau mencegah terjadinya kerusakan, mempertahankan mutu, menghindarkan terjadinya keracunan sehingga dapat mempermudah penanganan dan penyimpanan. Proses pengeringan barangkali lebih tepat bila disebut sebagai usaha untuk menghambat kerusakan karena lambat atau cepat bahan yang kering diawetkan akan menglami kerusakan juga. Daging yang dikeringkan dendeng akan bertahan selama 1-3 bulan. Bahan yang awet mempunyai nilai dan harga yang lebih tinggi karena risiko terjadinya kerusakan lebih kecil. Bahan yang kering meskipun mengalami perubahan-perubahan tetapi terjadinya sangat lambat sehingga seolah-olah tidak mengalami perubahan. Karena tidak mengalami perubahan, maka bahan yang mula-mula bermutu baik akan tetap baik selama jangka waktu tertentu. Terjadinya kerusakan oleh beberapa mikroba dapat menyebabkan pembusukan bahan yang didahului terjadinya produksi racun atau toksin. Bahan yang telah mengandung racun tersebut dapat membahayakan kesehatan konsumen. Bahan yang kering lebih mudah cara penanganannya, karena sortasi tidak perlu dilakukan serta kemungkinan penularan atau kontaminasi dapat diperkecil. Daging yang telah mengalami proses pengeringan akan tahan terhadap pengaruh kondisi-kondisi luar yang dapat merusak bahan tersebut sehingga dalam penyimpanannya akan lebih mudah karena kondisi penyimpanannya juga tidak sukar. Setelah dikeringkan, daging dendeng akan menjadi bentuk yang lebih praktis dan ringkas. C. Proses Pembuatan Dendeng Dendeng adalah satu olahan daging secara tradisional yang tergolong dalam bahan makanan semi basah intermediate moisture food, yaitu bahan pangan yang mempunyai kadar air tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah, yaitu antara 15-50%. Kadar air tersebut dapat dicapai melalui proses pengeringan daging yang telah dibumbui. Sebenarnya dendeng merupakan hasil suatu proses antara kyuring dan pengeringan. Pengawetan daging merupakan suatu cara menyimpan daging untuk jangka waktu yang cukup lama agar kualitas maupun kebersihannya tetap terjaga. Tujuan pengawetan adalah menjaga ketahanan terhadap serangan jamur kapang, bakteri, virus dan kuman agar daging tidak mudah rusak. Syarat-syarat daging yang akan dikeringkan Irisan daging cukup tipis Memakai bumbu pengawet Gula untuk menghambat pertumbuhan mikrorganisme 3 – 4 % Garam sebanyak 12 % Lemak 30 % untuk menghindarkan ketengikan bahan Daging sapi atau kerbau tidak berlemak 4 kg Gula merah 1 kg Garam 4 ons Ketumbar 2 ons Jinten 1 ons Bawang putih 2 ½ ons Lengkuas laos ½ kg Lada bila perlu secukupnya Jahe bila perlu secukupnya Sendawa NaNO3 0,1% 4 gram alat Pisau Alas perajang talenan Tampah Panci dan baskom Merang bersih bila perlu Alat penghancur bumbu cobek dan ulekan Sendok cara membuat Pilih daging yang baik, kemudian cuci sampai bersih Sayat daging tipis-tipis dengan ketebalan kira-kira 3-5 mm Bumbu-bumbu lengkuas, jinten, ketumbar, bawang merah, bawang putih, garam tumbuk sampai halus dan tambahkan sedikit air Potong-potong gula merah kemudian rebus dengan sedikit air. Bumbu- bumbu yang sudah dihaluskan masukkan ke dalam rebusan air Setelah gula hancur, tuangkan campuran gula danbumbu pada daging yang sudah diiris tipis tadi, aduk sampai rata, kemudian diamkan selama 1 jam Angkat daging berbumbu, letakkan diatas tampah yang dilapisi merang bersih Jemur di bawah sinar matahari sampai kering, kira-kira 6-7 hari tergantung cuaca. Usahakan agar seluruh permukaan daging terkena sinar matahari D. Nilai Gizi Kandungan gizi dalam 100 gram daging segar Kandungan gizi daging setelah proses pengeringan Proses pengeringan nampaknya memberikan retensi zat gizi yang baik, kecuali pada susut asam askorbat dan karoten β. Kerusakan mutu protein akibat proses pengeringan dalam produksi cukup kecil. Susut vitamin larut-air, kecuali asam askorbat, selama pengeringan rata-rata sekitar 5 %. Pada daging kering dapat tumbuh spora jenis Clostridium botulinum. Spora ini mengandung neurotoksin yang sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia, dan dapat menyebabkan kematian. Gejala dari toksin ini biasanya timbul dalam 12 hingga 36 jam. Gejala mula – mula yang timbul adalah gangguan pencernaan yang akut, diikuti dengan mual, muntah – muntah, diare, fatig lemas fisik mental , pusing dan sakit kepala. Pandangan berubah menjadi dua, sulit menelan dan berbicara. Otot – otot menjadi lumpuh, paralisis menyebar pada sistem pernapasan dan jantung, serta kematian biasanya terjadi karena sulit bernafas. Pada kasus yang fatal, kematian dapat terjadi dalam waktu 3 sampai 6 hari. C. botulinum yang berbahaya terhadap manusia adalah tipe A, B, E, dan F. Produksi toksin pada daging kering dapat dicegah bila kadar air dikurangi hingga 30 %. Garam dengan konsentrasi 8 % atau lebih dan pH 4,5 atau lebih rendah dapat menghambat pertumbuhan C. Botulinum dan mencegah produksi toksin. Kandungan gizi dendeng Selain mengandung protein tinggi, dalam dendeng terdapat beberapa kandungan mineral seperti kalsium, fosfor, dan besi. Kandungan gizi daging prda proses curing Akibat proses kyuring, cairan menetes dari daging dan sebagian protein larut-air akan hilang. Susut protein akan terjadi jika digunakan konsentrasi larutan garam 26%. Protein yang biasanya berdifusi ke larutan, akan tinggal dalam daging jika larutan garam dikocok dan waktu curing diperpendek. Tiamin adalah satu satunya vitamin yang selalu susut dalam pengolahan yang melibatkan perlakuan pengeringan. Susut tiamin dapat meningkat dengan tajam jika daging yang diawetkan dengan kyuring tersebut dikalengkan dan dipasteurisasi. Daging yang diawetkan dengan kyuring dapat mengandung nitrosamina sekelompok senyawaan kimia yang bersifat karsinogen. Nitrosoma dapat muncul dalam tubuh manusia apabila prazatnya, yaitu amina dan nitrat atau nitrit saling bersentuhan dalam lambung. Dalam hal ini, vitamin A dapat mengurangi pembentukan nitrosamina melalui interaksinya dengan nitrit dan nitrat. DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2006. Mengawetkan Daging Tanpa Formalin. [diakses tanggal 28 Nopember 2007]. __________. 2007. Daging Sayat. [diakses tanggal 28 Nopember 2007]. __________. 2007. Chemical Online. [diakses tanggal 28 Nopember 2007]. __________. 2007. Firro Fabricated Equipment. [diakses tanggal 28 Nopember 2007]. __________. 2007. Freeze dryer. [diakses tanggal 28 Nopember 2007]. __________. 2007. Stablearm. [diakses tanggal 28 Nopember 2007]. Hadiwiyoto, Soewodo. 1983. Hasil-hasil Olahan Susu, Ikan, Daging, Dan Telur. Liberty. Yogyakarta. Robert. 1989. Evaluasi Gizi Dan Kerusakan Bahan Pangan. Institut Teknologi Bandung. Bandung Soeparno. 1992. Ilmu Dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University. Yogyakarta. Winarno. 1982. Pencegahan Kerusakan Bahan Pangan. Pustaka Media. Yogyakarta
8Ixpk. 102 303 296 462 201 376 281 272 456
kerugian teknik pengeringan daging atau ikan adalah