Sehinggamakna ayat, siapa yang menginkari semua bentuk sesembahan dan hanya mengakui Allah sebagai sasaran peribadatannya, berarti dia telah mengikrarkan laa ilaaha illallah dengan benar. Allah juga tegaskan di ayat yang lain, وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا.
Uploaded byBambang Sabirin 0% found this document useful 0 votes8 views4 pagesDescriptiontauhidCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes8 views4 pagesLa Maujuda IllallahUploaded byBambang Sabirin DescriptiontauhidFull descriptionJump to Page You are on page 1of 4Search inside document You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
TulisanArab La Haula Wala Quwwata Illa Billahil Aliyil Adzim Lengkap Dengan Artinya. Bacaan la haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim merupakan salah satu amalan yang banyak dikerjakan oleh umat Muslim. Bacaan ini memiliki keutamaan sebagai bacaan yang dapat menenangkan hati khususnya saat kita merasa tertekan.
Dalam pengkajian kitab-kitab lama Tua seperti pada Kitab Syarah Hikam Ibni Athoillah As-Sakandari, Kitab Manhal-Shofi, Kitab Addurul-Nafs dll menggunakan istilah-istilah seperti BINASA’ dan HAPUS’ untuk mengungkapkan tentang maksud/ pengertian lain yang banyak menggabungkan beberapa disiplin ilmu lain seperti falsafah menggunakan istilah-istilah seperti LEBUR’, LARUT’, TENGGELAM’ dan LENYAP’ dalam usaha mereka untuk menjelaskan sesuatu tentang hal’ atau maqam’ FANA dalam Kitab Arrisalah al-Qusyairiah disebutkan arti FANA' ialah Lenyapnya sifat-sifat basyariah pancainderaMaka siapa saja yang telah diliputi Hakikat Ketuhanan sehingga ia tidak lagi melihat pada Alam baru, Alam rupa dan Alam wujud diri ini, maka ia dikatakan telah FANA' dari Alam berarti hilangnya sifat-sifat buruk maksiat lahir dan maksiat batin dan kekalnya sifat-sifat terpuji mahmudah.FANA' itu lenyap segala-galanya,lenyap Af’alnya/perbuatannya Fanun Fil Af’al,lenyap Sifatnya Fanun Fis-Sifat,lenyap Dirinya Fanun Fiz-DzatOleh karena itulah ada kalangan ahli-ahli Tasawuf berkata“TASAWUF itu mereka yang telah memahami hakikat FANA' dari dirinya dan BAQA' dengan ALLAH karena kehadiran HATI mereka bersama ALLAH”.Sahabat Rasulullah yang banyak menjelaskan tentang FANA ’ ialah Sayyidina Ali, salah seorang sahabat Rasulullah yang terdekat, yang di i'tiraf oleh Rasulullah sebagai Pintu Gedung Ilmu’.Diantaranya “Di dalam FANA'ku, leburlah ke- FANA-anku, tetapi di dalam ke- FANA'an itulah bahkan aku mendapatkan ENGKAU AL-HAQ”.Demikianlah FANA; ditanggapi oleh para kaum sufi secara baik, bahkan FANA itulah yg merupakan pintu bagi mereka yang ingin menemukan ALLAH Liqo' ALLAH bagi yang benar-benar mempunyai keinginan dan keimanan yang kuat untuk bertemu dengan ALLAH Salik.Supaya nggak rancu dlm pemikiran Artinya GHAIB itu ialah HAPUSHAPUS itu tidak ada lagi kelihatan DZATkita, kecuali DZAT ALLAH Ta'ala hendaknya l'tikad danpandangan kita,seperti ombak..la bernama ombak di laut, sebab iabernama laut, tetapi pada hakikatnya iaadalah AIR dari itu 3 namanya, hakikatnyatetap berasal dari yg 1 besi didalam Api,maka hilanglah besi itu oleh api, tidakkelihatan lagi ujud besinya, hanya keadaan api itulah yang semata matakelihatan, zatnya, sífatnya dan Afalnya..Maka apabila ditetapkan keadaan tsb dan disesuaikan dg keadaan kita, niscaya hilanglah keadaan kita itu,maka tidak ada lagi dan sampailah kita pada jalan FANAFILLAH apabila kita tidur akan terlihatlaholeh kita dgNYA lah kita BADANI HAJJA ALA QALBI"hancurlah badan jadilah QALBI SHARARROHI"hancurkan hati jadikan roh".TUDIBURROHI SHARANNURU"hancurkan roh jadikan Cahaya"lalah AKU ALLAH dalam Diam. Akuyang sebenarnya Rahasia MARKUMMANUSIA, ya di dalam HATImu itu..HATI manusia itu seumpama cermin, maka apabila ditilik/dilihat dg benar didalamnya, maka akan kelihatanlah Tuhan-nya, dari rupa kita yang bathin itulahyang diakui ALLAH, Rupa Dari RahasiaNYA, karena dalil menyatakan"Insan itu RahasiaKU, RahasiaKU" ituSifatNYA..SifatNYA itu Tidak lain daripada UjudAKU Yang wajib Ujud Adanya".ALQALBUHAYATI SYIRRI ANA ILLA ANNAArtinya "Didalam Akal itu ada Hati,didalam Hati itu ada Roh, didalam Rohitu ada Sir, didalam Sirr itu ada AKU".AKU RAHASIA SEGALA MANUSIA,YANG ADANYA DIDALAM olehmu wahai Shaleh...Inilah orang yang sebenar-benarnyamengenal ALLAH Ta'ala MAN ARAFALLAHU FAHUWA ALLAHBarang siapa mengenal ALLAH yaitubernama ALLAH ALLAH HakikatnyaTunggal.BUTA SELAIN DZAT ALLAHTauhidul SIFAT itu seperti engkau berkata, dan engkau itikatkan didalam hatimuIA KUDRAT, IRADAT, ILMU, HAYAT,SAMA, BASHAR, KALAMArtinya; Tidak ada yg mempunyai Kuasa,Berkehendak, Tahu, Hidup, Mendengar,Melihat dan Berkata-Kata.. Melainkansemuanya itu berasal dari ALLAH Ta'alajuga pada hakikatnya".Tauhidul DZAT itu seperti engkauberkata dan engkau l'tikatkan didalamhatimu; LA MAUJUDA ILLALLAHArtinya "Tidak ada yg mempunyai Kuasa,Berkehendak, Tahu, Hidup, MendengarMelihat dan Berkata-Kata.. Melainkansemuanya itu berasal dari ALLAH Ta'alajuga pada hakikatnya".Tauhidul DZAT itu seperti engkauberkata dan engkau l'tikatkan didalamhatimu; LA MAUJUDA ILLALLAHArtinya "Tidak ada yang Ujud didalam Alam inimelainkan ujud ALLAH Ta'ala semata-mata pada Hakikatnya", karena semuaAlam Ujud alam ini tidak Maujud dgsendirinya, tetapi berdiri Ujud pada UjudALLAH aza Yang Banyak Didalam Satudan Pandang Yang Satu Didalam pandanglah bahwasannya Ujudsekalian Alam ini berdiri pada UjudALLAH Ta'ala, Tidak ada yg Maujuddg sendirinya dan Pandang olehmubahwasannya ALLAH Ta'ala itu Maujuddidalam sesuatu yang sertakan Pandangmu itu denganPandang "Pandang yang Rahasia yaitu yangDidalam HATI"Jangan pandang yang dibangsakandengan perkataan dan lafadz, itu tidakdpt memberi pandanglah olehmubahwasannya ALLAH Ta'ala itu Maujuddi dalam tiap-tiap sesuatu yg Ujud...Yaitu pandang HAWIYAHNYA, QIYAUMAHNYA dan KUDRATNYA serta kebesaranNYA dan tidak ada diambil tempat dan ALLAH Ta'ala itu tidak menjadi rupa sesuatu, Karena AlLLAHTa'ala LAISAKAMISLIHI SYAI'UNWAHUWASSAMI'UL BASHIRArtinya; "Tidak ada yg menyamaiALLAH Ta'ala dg sesuatu apapun danDIA mendengar lagi melihat segalapekerjaan, baik yang zahir maupunyang bathin".Dan ketahuilah olehmu bahwasesungguhnya keadaan kita ituselama-lamanya tetap didalamILMUNYA ALLAH TAALA demikianlah sebenar-benarnya Itikad kita, dan itulah I'tikad para Nabi-Nabi ALLAH, para wali ALLAH dan I'tikadsupaya sampai kepada jalanFANAFILLAH dan BAQABILLAHArtinya; GHAIB KITA DIDALAM ALLAHTA'ALA dan KEKAL ADANYA DENGANALLAH ALLAH "Maka barangsiapa yang ingin akan menemukan Tuhannya maka hendaklahia mengerjakan amalan Sholeh danjanganlah ia mempersekutukansiapapun dalam beribadat kepadaALLAH Surat A-Kahfi 110Untuk mencapai Liqa' ALLAH dalamayat yang tersebut di atas, ada 2kewajiban yang harus dilaksanakanyaitu1. Mengerjakan amalan sholeh dengan menghilangkan semua- sifat-sifat yang tercela dan menetapkan dengan sifat-sifat yang terpuji yaitu TAKHALI dan Meniadakan/menafikan segalasesuatu termasuk dirinya sehinggayang benar-benar WUJUD/ ISBAThanya ALLAH semata-mata dalam beribadat.. Itulah artinya memFANAkan Nabi-nabi dan wali-wali sepertiSheikh Abu Qasim Al-Junaid, AbdulQadir Al-Jailani, Imam Al-Ghazali, AbYazid Al-Busthomi sering mengalamikeadaan "FANA" FILLAH dalammenemukan Nabi Musa alaihisalam ketikaia sangat ingin melihat ALLAH makabaginda berkata yang kemudiannyadijawab oleh ALLAH Ta'ala sbg berikut;"Ya Tuhan, bagaimanakah caranyasupaya aku sampai kepada MU?Tuhan berfirman "Tinggalkan dirimu/lenyapkan dirimu FANA, baru kamu bisa sampai padakU"Kata-kata Hikmah Dari Wali-wali ALLAHyang telah mengalami FANA', Ada seorang bertanya kepada Abu Yazid Al-Busthomi"Bagaimana tuan habiskan masapagimu?".Abu Yazid menjawab "Diri saya telah hilang FANA dalam mengenang ALLAH hingga saya tidak tahu malam dan siang".Satu ketika Abu Yazid ditanya seseorang ttg bagaimanakah kita bisa mencapai ALLAH. Beliau menjawab "Sirnakalah diri kamu. Di situlah terletak jalan menuju ALLAH. Barang siapa yang melenyapkan FANA dirinyadalam ALLAH, maka yg didapati bahwaALLAH itu segala-galanya".1 TAUHIDUL AFAL2TAUHIDUL SIFAT3 TAUHIDUL ASMA4 TAUHIDUL ZATDan suatu riwayat mengatakan sebagaiberikut FANAIL AFAL FANA'IL SIFAT danFANAIL ZATTauhidul AFAL itu seperti engkauberkata; LAFALUN ILLA FI'LULLAHArtinya "tidak ada yg mempunyai perbuatanmelainkan perbuatan ALLAH Ta'alasemata didalam Hakikatnya". Sumber dari HAKIKAT INSAN Mengenal Diri

Darihadits Bukhari dan Muslim menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya: "Islam itu dibangun di atas lima (tiang ataupun rukun): syahadat Laa ilaaha illallah (tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali hanya Allah ta'ala) dan Muhammad adalah hamba serta rasul-Nya, menegakkan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan Puasa Ramadhan."

Para ulama tauhid sepakat bahwa makna Lâ ilâha illallâh adalah Lâ mabûda bihaqqin illallâh tiada tuhan yang disembah dengan hak kecuali Allah, bukan Lâ mabûda illallâh, tiada tuhan yang disembah selain Allah. Andai makna Lâ ilâha illallâh adalah Lâ mabûda illallâh, tiada tuhan yang disembah selain Allah, niscaya kenyataannya berbohong. Sebab, masih mengasumsikan ada tuhan-tuhan selain Allah di luaran sana yang disembah. Padahal, tuhan-tuhan itu semuanya batil kecuali Allah. Karena itu, perlu dipastikan bahwa makna Lâ ilâha illallâh adalah tiada tuhan yang hak kecuali Allah. Tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya kecuali Dia Syekh Muhammad Abdul Qadir Khalil, Aqidah al-Tauhid fi Al-Qur’an al-Karim, Terbitan Maktabah Daruz Zaman, Cet. Pertama, 1985, hal. 40. Secara retorika, kalimat Lâ ilâha illallâh disajikan dalam gaya bahasa qashr nafyi dan itsbat. Artinya, gaya bahasa yang membatasi makna dengan cara menegasikan yang lain dan menetapkan salah satunya. Dinegasikan dengan kalimat Lâ ilâha dan ditetapkan oleh kalimat illallâh. Itulah kalimat tauhid untuk mengesakan Allah. Jika yang dipakai hanya itsbat penetapan maka maknanya tidak mencegah keterlibatan tuhan lain. Begitu pula jika yang dipakai adalah nafyi saja, maka yang terjadi ternafikan seluruhnya. Sehingga jika kita mengucapkan Lâ ilâha tiada tuhan, maka ternafikanlah seluruh tuhan termasuk Allah. Demikian pula jika kita mengucapkan allâhu ilâhun Allah itu tuhan, maka kita belum bertauhid. Karena kalimat ini lemah dan tidak menegasikan keikutsertaan tuhan-tuhan yang lain Syekh Muhammad Abdul Qadir Khalil, Aqidah al-Tauhid fi Al-Qur’an al-Karim, Terbitan Maktabah Daruz Zaman, Cet. Pertama, 1985, hal. 40. Oleh sebab itu, ketika kalimat penetapan ini dipakai, Al-Qur’an sendiri menguatkannya dengan sifat. Contohnya kalimat, “Wa ilâhukum ilâhun wâhid” Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, QS al-Baqarah [2] 163. Sifatnya adalah “yang maha esa”. Bahkan, kalimat itsbat itu tak dibiarkan Al-Qur’an begitu saja. Lanjutan ayat tersebut ialah kalimat tauhid, “Lâ ilâha illâ huwar rahmânurrahîm Tiada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, QS al-Baqarah [2] 163. Selain bermakna Lâ mabûda bihaqqin illallâh Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, Lâ ilâha illallâh juga bermakna Lâ maujûda bihaqqin illallâh Tiada maujud yang hak selain Allah dan Lâ masyhûda bihaqqin illallâh Tiada yang disaksikan dengan hak selain Allah. Makna Lâ mabûda bihaqqin illallâh ini juga ditegaskan Allah dalam surah al-Fatihah. Iyyaka nabudu Hanya kepada Engkau kami menyembah. Lagi-lagi gaya bahasa yang dipergunakan adalah gaya bahasa qashr . Bedanyanya, jika Lâ ilâha illallâh dengan qashr nafyi dan itsbat, sedangkan iyyaka nabudu dengan qashr taqdim ma haqquhu al-ta’khir mendahulukan bagian kalimat yang biasa diakhirkan. Tanpa qashr, kalimat itu berbunyi, Nabuduka Kami menyembah Engkau. Namun, dalam gaya bahasa qashr, kalimat itu menjadi Iyyaka nabudu Hanya kepada Engkau kami menyembah.” Karena itu, siapa pun yang telah menyelami makna ini, tidak akan ada yang bisa menghalangi dirinya beribadah, tidak ada yang terpikir saat dirinya beribadah kecuali Allah. Kemudian Lâ maujûda bihaqqin illallâh maksudnya tiada yang maujud—bermakna wujud—dengan hak kecuali Allah. Segala wujud yang terlihat bukan wujud yang hakiki. Wujudnya bumi misalnya. Ia diwujudkan oleh Allah. Selain itu, wujud bumi juga terbatas dan fana. Begitu pula wujud-wujud yang lain. Semuanya wujud karena ada yang mewujudkan. Tetaplah wujud yang hakiki dimiliki oleh Allah, Dzat yang maha wujud, azali, qadim, dan kekal. Kemudian Lâ masyhûda bihaqqin maksudnya tidak ada yang disaksikan dengan hak kecuali Allah. Apa pun yang dilihat dan disaksikannya semata karena wujud dan kebesaran-Nya. Tidak ada yang disaksikan semata rencana, kehendak, kekuasaan, dan hikmah-Nya. Tidak ada yang buruk di sisi-Nya. Sehingga manakala ada seseorang yang melihat perkara buruk oleh mata kepalanya, maka dengan pandangan mata hatinya bashirah terlihat baik dan sejalan dengan hikmah yang hendak diberikan-Nya. Bahkan, seorang yang telah menyelami makna ini, tidak bisa melihat sesuatu di depannya kecuali Allah. Itu pula yang terjadi pada al-Hallaj yang pernah mengatakan, “Ana al-haqq.” Para ulama tasawuf menyebut makna Lâ ma’bûda ini sebagai makna syariat, makna Lâ maujûda sebagai makna tarekat, dan Lâ masyhûda sebagai makna hakikat lihat Syekh Abu al-Hasan Nuruddin, al-Radd ala al-Qa’ilin bi Wahdatil Wujud, [Damaskus Darul Ma’mun], 1995, Cet. Pertama, hal. 20. Turunan dari tiga makna di atas adalah Lâ maqshûda bihaqqin illallâh tiada yang dituju dengan hak selain Allah, Lâ maqdûra bihaqqin illallâh tiada yang dikuasakan dengan hak selain Allah, Lâ mas’ûla bihaqqin illallâh tiada yang diminta dengan hak selain Allah, La mahbûba bihaqqin illallâh tiada yang dicintai dengan hak selain Allah, dan seterusnya. Untuk mendukung makna-makna di atas, para ulama sekurang-kurangnya mempersyaratkan delapan hal, yaitu 1 memiliki pengetahuan untuk menafikan kebodohan, 2 memiliki keyakinan untuk menafikan keraguan, 3 memiliki penerimaan untuk menafikan penolakan, 4 memiliki kepatuhan untuk menafikan ketidaktaatan, 5 memiliki keikhlasan untuk menafikan kesyirikan, 6 memiliki kejujuran untuk menafikan kemunafikan, 7 memiliki kecintaan untuk menafikan kebencian, 8 memiliki kekufuran terhadap segala sesuatu selain Allah lihat Syekh Abdurrahman ibn Muhammad, Hasyiyah Tsalatah al-Ushul, Terbitan Daruz Zahim, Cet. Kedua, 2002, hal. 84. Demikian kekuatan makna Lâ ilâha illallâh dalam retorika qashr. Semoga uraian singkat ini kian menambah keyakinan dan ketauhidan kita. Wallahu a’lam. ​​​​​​​M. Tatam Wijaya

la maujuda illallah artinya

Olehkarena itu, ayat ini memerintahkan kita untuk memelajari semua yang berkaitan dengan La Ilaha Illallah ( لا إله إلا الله ). Di antaranya tentang makna kalimat ini. Ketahuilah, bahwa kalimat La Ilaha Illallah ( لا إله إلا الله ) bermakna "Tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah.

Apa maksud dari Lailahailalloh la maujuda Ilalloh?[2008010315] - YouTube WUJUD ALLAH *Laa Maujud… - Buku & Kitab Melayu Terbaik Facebook LA ILAHA ILLA ALLAH Said Muniruddin LA MAUJUDA ILLALLAH Makrifatullah - YouTube Tasawuf 1353 LA MAUJUDA ILLALLAH‼️ DI SAMUDERA HAKIKAT, Alfaqir abah guru Sukris Sarmadi - YouTube Komitmen Para Pencari Tuhan Pesantren Mahasiswa Salman ITB Ngaji yuk! tes Komitmen Para Pencari Tuhan Kitab Jalan untuk Kembali - KITAB TERSEMBUNYI Fahamilah apa sebenarnya maksud dari kalam ini LA MAUJUD BIHAQI ILLALLAH Selain ALLAH Tidak Ada Yang Ada itu hanya ALLAH Jadi apakah sebenarnya Tujuan setiap Bacaan Dzikrul Jalalah Arab Latin dan Terjemah - La Maujuda illAllah by Muhammad Hassan Tehseeni Razvi - YouTube Blog mbo Laa Maujud Bihaqqi Ilallah Laa ma’buda bihaqqin illallah !!! – Tsabatianribath’s Blog Goes di - Home Facebook Kekuatan Makna La ilaha illallah dari Tinjauan Gaya Bahasa Islam NU Online LA MAUJUDA ILLALLAH Makrifatullah - YouTube DWIS' QUOTES ~ Dear Dwis Bacaan Dzikrul Jalalah Arab Latin dan Terjemah - Mr Virtual Enterprise Kontraktor Terbaik Asia FANA FI LLAH Kalimat La Ilaha Illallah, Apakah Makna, Kandungan serta Keutamaan Membacanya? - La Maujud Illallah Laa Illaha Illallah - YouTube IJAZAH DZIKRUL JALALAH DARI HABIB ABUBAKAR BIN MUHAMMAD ASSEGAF GRESIK ✓Bersabda Nabi Muhammad SAW “Paling afdhol utamanya zikir adalah LAA ILAAHA ILLALLAH dan paling afdholnya doa adalah ALHAMDULILLAH.” “Paling utamanya ucapan yang Rahasia Makrifat - TVTarekat Keliru Mengatakan; La Maujuda Illallah - YouTube PASAL TENTANG LA ILAHA ILLALLAH DAN PEMBAGIAN HURUF ZIKIR KITAB BARENCONG WUJUD ALLAH *Laa Maujud… - Buku & Kitab Melayu Terbaik Facebook HAMD - Allah Hu Allah Hu La Maujuda Illallah Naat Ramadan 2016 Special - YouTube Sejarah Dzikir Jalallah atau Talqinudzikir – Dakwah NUsantara Artikel – Makna atau arti syahadat la Ilaha illallahu. – Mustofa Allah Muhammad-Adam ~ Pusaka Madinah Sucipto memposting momen baru isi kitab barencong 2 KITAB BARENCONG Tafsiran Kalimat LAA ILAHA ILLALLAH’ menurut para ulama ahli tafsir Intisari Kitab Langka Babul Ihsan - Shalat Diri Rahasia Allah Memuji Tuhannya ~ Pusaka Madinah Gerakan Aswaja Malang Raya - GAMAL - SEJARAH DZIKIR JALALAH ATAU TALQINUL DZIKIR Pada tahun 1937 Masehi Al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf datang ke Kwitang untuk menghadiri Maulid Akhir Khomis Awal Makna dan Manfaat Dzikir Lailahaillallah Bincang Syariah Lirik Lagu LAA ILAAHA ILLALLAH - Sabyan Feat. SBY - Sholawat Lailahaillallah La Maujuda Illallah MP3, Video MP4 & 3GP - KEL 5 Prinsip Dasar Tasawuf Laa Maujud Dan Laa Maqsud PDF Blog mbo Laa Maujud Bihaqqi Ilallah Laa Maujuda Ilallah KUMPUAN ILMU BERTUAH WUJUD ALLAH *Laa Maujud… - Buku & Kitab Melayu Terbaik Facebook BAB tr TINJAUAN TENTANG DZIKIR Seeara etimologis kata dzikir … - [PDF Document] Seputar Kalimat Tauhid “La ilaha illallah” Sunnah Lover Wiridan by Asari Killua - issuu Makna Hakikat Kalimah Laa Ilaha Ilallah - GrahaBigNews Blog mbo Laa Maujud Bihaqqi Ilallah Lirik La Ilaha IllaAllah Tub Alaina - Teks Arab, Latin dan Artinya MENGUPAS AJARAN SESAT NII 2… cinta kajian sunnah 7 Syarat La Ilaha illallah’ Agar Diterima di Sisi Allah Kesalahan Memahami Makna Laa Ilaaha Ilallah Komitmen Para Pencari Tuhan I’rab La Ilaha Illallah Yayasan Al Sofwa PENGAJIAN TASAWUF SIRR - PDF Free Download WUJUD ALLAH *Laa Maujud… - Buku & Kitab Melayu Terbaik Facebook Sholawat Lailahaillallah La Maujuda Illallah MP3, Video MP4 & 3GP - Permulaan Agama Mengenal Allah Berita Batulicin Terkini - Pin di Sabilul munjiat_ahmadyani Makna-Makna Laa Ilaaha Illallah Syarah Rasmul Bayan Tarbiyah Tauhid PDF WASIAT MIMBAR RAMADHAN 1441 H – STAI – Sebelas April Sumedang Permulaan Agama Mengenal Allah Berita Batulicin Terkini - Anatomi Otak Neurotransmitter PDF ا ﻟ ﻣ و ﺟ و د ﻓ ﻲ ﮐ ل ز ﻣ ﺎن ﻻ ا ﻟ ﮫ ا ﻻ ّللا ﻣ ﮐ ﺎن ا ﻟ ﻣ ﻌ ﺑ و د Kalimat Syahadat Bacaan Lengkap, Makna dan Tuntunannya Sesuai Islam - Buku Tauhid PDF Tentang ma’rifatullah 2 PKD PK PMII STAI Al-Masthuriyah - Syahadat PDF Kalimat toyiban la ilaha ilahaulalloh ls maujuda ilalloh arti nya - DOC Makna rukun syarat dan yang membatalkan syahadatain sugilar regha - Makalah - Prinsip Dasar Akhlak dan Tasawuf Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tauhid dan Akhlaq Tasawuf OLEH Nadaa Haniyyah Aris Munandar Course Hero Bacaan shalawat untuk shalat tarawih Makna, Rukun dan Syarat Syahadatain - Yayasan Amal Jariyah Indonesia Tasbih Kalimahku Berzikir Kitab Tajalli Nur Muhammad _ Tuak Lombok Ilahi [PDFTXT] RAHSIANYA MENGENAL ZAT ALLAH DAN ZAT RASULULLAH - TVTarekat Insan Instan • Sholawat Lailahaillallah La Maujuda Illallah MP3, Video MP4 & 3GP - Syarat-syarat Kalimat LA ILAHA ILLALLAH – لا إله إلا الله Konsultasi Agama dan Tanya Jawab Pendidikan Islam Makna Syahadat dan Empat Syarat Diterimanya Syahadat - Lirik La Ilaha IllaAllah Tub Alaina - Teks Arab, Latin dan Artinya Tujuh Syarat Laa Ilaaha Illallah – al-Hujjah PKD PK PMII STAI Al-Masthuriyah - PKD PK PMII STAI Al-Masthuriyah - Asal-Usul serta Keutamaan Zikir Subhanallah, Laa Ilaaha Illallah - Bagian 1 KAJI MAKRIFAT NUR MUHAMMAD KALIMAT ALLAHHUMMA PADA SHOLAWAT - PDF Free Download Keutamaan Bacaan Dzikir Laa Ilaaha Illallah Mumahammadur Rasulullah Hikmah › Resep Meninggal Husnul Khotimah Insya Allah ALAQIDAH ALISLAMIYAH syahruddinalga blogspot com syahdotme 1 wordpress Tahlilan dan Hakikat Makna La Ilaha Illallah The Truly Islam Prinsip Dasar Tasawuf La Ma’bud, La Maqsud, La Maujud, La Mahbubillah… Orang-Orang Musyrik Lebih Paham Makna Laa Ilaha Illallah Ibnu Hasyim Baca La ilaha illallah’ Dengan Yakin.. 2 DZAT HIDUP - TVTarekat ILMU SYAHADAH LANGIT Resume Kajian Dhuha – Kitab Arbain Nawawi – Hadits Ke-8 - - WIRID SEKAR JATI Yamirodha dharomiya yamidhusa sadhomiyo Sholawat al fatih Yasilapa palasiya Lailahaillah muhamadurosulullah Yadhayudha Course Hero LA ILAHA ILLA ALLAH Said Muniruddin BAB tr TINJAUAN TENTANG DZIKIR Seeara etimologis kata dzikir … - [PDF Document] PKD PK PMII STAI Al-Masthuriyah -
LafadzLaa Ilaaha Ilallah dan Artinya - Pada artikel kali ini kami akan memberikan informasi tentang bacaan lafadz dzikir laa ilaaha illallah dalam tulisan Arab, latin, dan disertai dengan artinya. Lafadz laa ilaaha ilallah pastinya sudah menjadi lafadz yang familiar di kehidupan umat muslim. Dikarenakan kita sebagai umat muslim setiap hari membaca lafadz tersebut di dalam rangkaian ibadah kita.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ قَدْ سَمِعَ اللّٰهُ قَوْلَ الَّتِيْ تُجَادِلُكَ فِيْ زَوْجِهَا وَتَشْتَكِيْٓ اِلَى اللّٰهِ ۖوَاللّٰهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَاۗ اِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌۢ بَصِيْرٌ Qad samiallāhu qaulal-latī tujādiluka fī zaujihā wa tasytakī ilallāhi, wallāhu yasmau taḥāwurakumā, innallāha samīum baṣīrun. Sungguh, Allah telah mendengar ucapan wanita yang mengajukan gugatan kepadamu Nabi Muhammad tentang suaminya dan mengadukan kepada Allah, padahal Allah mendengar percakapan kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. اَلَّذِيْنَ يُظٰهِرُوْنَ مِنْكُمْ مِّنْ نِّسَاۤىِٕهِمْ مَّا هُنَّ اُمَّهٰتِهِمْۗ اِنْ اُمَّهٰتُهُمْ اِلَّا الّٰۤـِٔيْ وَلَدْنَهُمْۗ وَاِنَّهُمْ لَيَقُوْلُوْنَ مُنْكَرًا مِّنَ الْقَوْلِ وَزُوْرًاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَعَفُوٌّ غَفُوْرٌ Allażīna yuẓāhirūna minkum min nisā'ihim mā hunna ummahātihim, in ummahātuhum illal-lā'ī waladnahum, wa innahum layaqūlūna munkaram minal-qauli wa zūrān, wa innallāha laafuwwun gafūrun. Orang-orang yang menzihar istrinya menganggapnya sebagai ibu di antara kamu, istri mereka itu bukanlah ibunya. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah perempuan yang melahirkannya. Sesungguhnya mereka benar-benar telah mengucapkan suatu perkataan yang mungkar dan dusta. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. وَالَّذِيْنَ يُظٰهِرُوْنَ مِنْ نِّسَاۤىِٕهِمْ ثُمَّ يَعُوْدُوْنَ لِمَا قَالُوْا فَتَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّتَمَاۤسَّاۗ ذٰلِكُمْ تُوْعَظُوْنَ بِهٖۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ Wal-lażīna yuẓāhirūna min nisā'ihim ṡumma yaūdūna limā qālū fa taḥrīru raqabatim min qabli ay yatamāssā, żālikum tūaẓūna bihī, wallāhu bimā tamalūna khabīrun. Orang-orang yang menzihar istrinya kemudian menarik kembali apa yang telah mereka ucapkan wajib memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu berhubungan badan. Demikianlah yang diajarkan kepadamu. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. فَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ مِنْ قَبْلِ اَنْ يَّتَمَاۤسَّاۗ فَمَنْ لَّمْ يَسْتَطِعْ فَاِطْعَامُ سِتِّيْنَ مِسْكِيْنًاۗ ذٰلِكَ لِتُؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۗ وَتِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ ۗوَلِلْكٰفِرِيْنَ عَذَابٌ اَلِيْمٌ Famal lam yajid faṣiyāmu syahraini mutatābiaini min qabli ay yatamāssā, famal lam yastaṭi fa iṭāmu sittīna miskīnān, żālika litu'minū billāhi wa rasūlihī, wa tilka ḥudūdullāhi, wa lil-kāfirīna ażābun alīmun. Siapa yang tidak mendapatkan hamba sahaya wajib berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya berhubungan badan. Akan tetapi, siapa yang tidak mampu, wajib memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah agar kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah ketentuan-ketentuan Allah. Orang-orang kafir mendapat azab yang pedih. اِنَّ الَّذِيْنَ يُحَاۤدُّوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ كُبِتُوْا كَمَا كُبِتَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَقَدْ اَنْزَلْنَآ اٰيٰتٍۢ بَيِّنٰتٍۗ وَلِلْكٰفِرِيْنَ عَذَابٌ مُّهِيْنٌۚ Innal-lażīna yuḥāddūnallāha wa rasūlahū kubitū kamā kubital-lażīna min qablihim wa qad anzalnā āyātim bayyinātin, wa lil-kāfirīna ażābum muhīnun. Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya dihinakan sebagaimana dihinakan orang-orang sebelum mereka. Sungguh, Kami telah menurunkan bukti-bukti yang nyata. Orang-orang kafir mendapat azab yang menghinakan. يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوْاۗ اَحْصٰىهُ اللّٰهُ وَنَسُوْهُۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ ࣖ Yauma yabaṡuhumullāhu jamīan fa yunabbi'uhum bimā amilū, aḥṣāhullāhu wa nasūhu, wallāhu alā kulli syai'in syahīdun. Pada hari itu Allah membangkitkan mereka semua, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah menghitungnya semua amal meskipun mereka telah melupakannya. Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَا يَكُوْنُ مِنْ نَّجْوٰى ثَلٰثَةٍ اِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ اِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَآ اَدْنٰى مِنْ ذٰلِكَ وَلَآ اَكْثَرَ اِلَّا هُوَ مَعَهُمْ اَيْنَ مَا كَانُوْاۚ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ اِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ Alam tara annallāha yalamu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi, mā yakūnu min najwā ṡalāṡatin illā huwa rābiuhum wa lā khamsatin illā huwa sādisuhum wa lā adnā min żālika wa lā akṡara illā huwa maahum aina mā kānū, ṡumma yunabbi'uhum bimā amilū yaumal-qiyāmahti, innallāha bikulli syai'in alīmun. Apakah engkau tidak memperhatikan bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, kecuali Dialah yang keempatnya dan tidak ada lima orang, kecuali Dialah yang keenamnya. Tidak kurang dari itu atau lebih banyak, kecuali Dia bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian, Dia memberitakan apa yang telah mereka kerjakan kepada mereka pada hari Kiamat. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ نُهُوْا عَنِ النَّجْوٰى ثُمَّ يَعُوْدُوْنَ لِمَا نُهُوْا عَنْهُ وَيَتَنٰجَوْنَ بِالْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَمَعْصِيَتِ الرَّسُوْلِۖ وَاِذَا جَاۤءُوْكَ حَيَّوْكَ بِمَا لَمْ يُحَيِّكَ بِهِ اللّٰهُ ۙوَيَقُوْلُوْنَ فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ لَوْلَا يُعَذِّبُنَا اللّٰهُ بِمَا نَقُوْلُۗ حَسْبُهُمْ جَهَنَّمُۚ يَصْلَوْنَهَاۚ فَبِئْسَ الْمَصِيْرُ Alam tara ilal-lażīna nuhū anin-najwā ṡummā yaūdūna limā nuhū anhu wa yatanājauna bil-iṡmi wal-udwāni wa maṣiyatir-rasūli, wa iżā jā'ūka ḥayyauka bimā lam yuḥayyika bihillāhu, wa yaqūlūna fī anfusihim lau lā yuażżibunallāhu bimā naqūlu, ḥasbuhum jahannamu, yaṣlaunahā, fa bi'sal-maṣīru. Apakah engkau tidak memperhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali melakukan apa yang telah dilarang itu? Mereka saling mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan, dan durhaka kepada Rasul. Apabila datang kepadamu Nabi Muhammad, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan cara yang bukan sebagaimana yang ditentukan Allah untukmu. Mereka mengatakan dalam hati, “Mengapa Allah tidak menyiksa kita atas apa yang kita katakan?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Maka, neraka itu seburuk-buruk tempat kembali. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا تَنَاجَيْتُمْ فَلَا تَتَنَاجَوْا بِالْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَمَعْصِيَتِ الرَّسُوْلِ وَتَنَاجَوْا بِالْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْٓ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ Yā ayyuhal-lażīna āmanū iżā tanājaitum falā tatanājau bil-iṡmi wal-udwāni wa maṣiyatir-rasūli wa tanājau bil-birri wat-taqwā, wattaqullāhal-lażī ilaihi tuḥsyarūna. Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu saling mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah berbicara tentang perbuatan dosa, permusuhan, dan durhaka kepada Rasul. Akan tetapi, berbicaralah tentang perbuatan kebajikan dan takwa. Bertakwalah kepada Allah yang hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan. اِنَّمَا النَّجْوٰى مِنَ الشَّيْطٰنِ لِيَحْزُنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَيْسَ بِضَاۤرِّهِمْ شَيْـًٔا اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ Innaman-najwā minasy-syaiṭāni liyaḥzunal-lażīna āmanū wa laisa biḍārrihim syai'an illā bi'iżnillāhi, wa alallāhi falyatawakkalil-mu'minūna. Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu hanyalah dari setan, agar orang-orang yang beriman itu bersedih hati, sedangkan pembicaraan itu tidaklah memberi mudarat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah. Hanya kepada Allah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ Yā ayyuhal-lażīna āmanū iżā qīla lakum tafassaḥū fil-majālisi fafsaḥū yafsaḥillāhu lakum, wa iżā qīlansyuzū fansyuzū yarfaillāhul-lażīna āmanū minkum, wal-lażīna ūtul-ilma darajātin, wallāhu bimā tamalūna khabīrun. Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” kamu berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نَاجَيْتُمُ الرَّسُوْلَ فَقَدِّمُوْا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوٰىكُمْ صَدَقَةً ۗذٰلِكَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَاَطْهَرُۗ فَاِنْ لَّمْ تَجِدُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Yā ayyuhal-lażīna āmanū iżā nājaitumur-rasūla fa qaddimū baina yaday najwākum ṣadaqahtan, żālika khairul lakum wa aṭharu, fa'illam tajidū fa innallāha gafūrur raḥīmun. Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu ingin melakukan pembicaraan rahasia dengan Rasul, hendaklah kamu mengeluarkan sedekah kepada orang miskin sebelum melakukan pembicaraan itu. Hal itu lebih baik bagimu dan lebih bersih. Akan tetapi, jika kamu tidak mendapatkan apa yang akan disedekahkan, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ءَاَشْفَقْتُمْ اَنْ تُقَدِّمُوْا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوٰىكُمْ صَدَقٰتٍۗ فَاِذْ لَمْ تَفْعَلُوْا وَتَابَ اللّٰهُ عَلَيْكُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗوَاللّٰهُ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ ࣖ A'asyfaqtum an tuqaddimū baina yaday najwākum ṣadaqātin, fa iż lam tafalū wa tāballāhu alaikum fa'aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāta wa aṭīullāha wa rasūlahūwallāhu khabīrum bimā tamalūna. Apakah kamu takut menjadi miskin jika mengeluarkan sedekah sebelum melakukan pembicaraan rahasia dengan Rasul? Jika kamu tidak melakukannya dan Allah mengampunimu, tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, serta taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. ۞ اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ تَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْۗ مَا هُمْ مِّنْكُمْ وَلَا مِنْهُمْۙ وَيَحْلِفُوْنَ عَلَى الْكَذِبِ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ Alam tara ilal-lażīna tawallau qauman gaḍiballāhu alaihim, mā hum minkum wa lā minhum, wa yaḥlifūna alal-każibi wa hum yalamūna. Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang munafik yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai sahabat? Orang-orang itu bukan dari kaum-mu dan bukan dari kaum mereka. Mereka bersumpah secara dusta mengaku mukmin, padahal mereka mengetahuinya. اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًاۗ اِنَّهُمْ سَاۤءَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Aaddallāhu lahum ażāban syadīdān, innahum sā'a mā kānū yamalūna. Allah telah menyediakan azab yang sangat keras bagi mereka. Sesungguhnya sangat buruk apa yang selalu mereka kerjakan. اِتَّخَذُوْٓا اَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَلَهُمْ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ Ittakhażū aimānahum junnatan fa ṣaddū an sabīlillāhi falahum ażābum muhīnun. Mereka menjadikan sumpah-sumpahnya sebagai perisai, lalu menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Maka, bagi mereka azab yang menghinakan. لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ اَمْوَالُهُمْ وَلَآ اَوْلَادُهُمْ مِّنَ اللّٰهِ شَيْـًٔاۗ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۗ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ Lan tugniya anhum amwāluhum wa lā aulāduhum minallāhi syai'ān, ulā'ika aṣḥābun-nāri, hum fīhā khālidūna. Harta benda dan anak-anak mereka tidak berguna sedikit pun untuk menolong mereka dari azab Allah. Mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا فَيَحْلِفُوْنَ لَهٗ كَمَا يَحْلِفُوْنَ لَكُمْ وَيَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ عَلٰى شَيْءٍۗ اَلَآ اِنَّهُمْ هُمُ الْكٰذِبُوْنَ Yauma yabaṡuhumullāhu jamīan fa yaḥlifūna lahū kamā yaḥlifūna lakum wa yaḥsabūna annahum alā syai'in, alā innahum humul-kāżibūna. Ingatlah pada hari ketika Allah membangkitkan mereka semuanya. Lalu, mereka bersumpah kepada-Nya bahwa mereka mukmin sebagaimana mereka bersumpah kepadamu. Mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh sesuatu manfaat dari dustanya. Ketahuilah, sesungguhnya mereka adalah para pendusta. اِسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطٰنُ فَاَنْسٰىهُمْ ذِكْرَ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ حِزْبُ الشَّيْطٰنِۗ اَلَآ اِنَّ حِزْبَ الشَّيْطٰنِ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ Istaḥważa alaihimusy-syaiṭānu fa'ansāhum żikrallāhi, ulā'ika ḥizbusy-syaiṭāni, alā inna ḥizbasy-syaiṭāni humul-khāsirūna. Setan telah menguasai mereka, lalu menjadikannya lupa mengingat Allah. Mereka itulah golongan setan. Ketahuilah sesungguhnya golongan setan itulah orang-orang yang rugi. اِنَّ الَّذِيْنَ يُحَاۤدُّوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗٓ اُولٰۤىِٕكَ فِى الْاَذَلِّيْنَ Innal-lażīna yuḥāddūnallāha wa rasūlahū ulā'ika fil-ażallīna. Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina. كَتَبَ اللّٰهُ لَاَغْلِبَنَّ اَنَا۠ وَرُسُلِيْۗ اِنَّ اللّٰهَ قَوِيٌّ عَزِيْزٌ Kataballāhu la'aglibanna ana wa rusulī, innallāha qawiyyun azīzun. Allah telah menetapkan, “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.” Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa. لَا تَجِدُ قَوْمًا يُّؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ يُوَاۤدُّوْنَ مَنْ حَاۤدَّ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَوْ كَانُوْٓا اٰبَاۤءَهُمْ اَوْ اَبْنَاۤءَهُمْ اَوْ اِخْوَانَهُمْ اَوْ عَشِيْرَتَهُمْۗ اُولٰۤىِٕكَ كَتَبَ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الْاِيْمَانَ وَاَيَّدَهُمْ بِرُوْحٍ مِّنْهُ ۗوَيُدْخِلُهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُۗ اُولٰۤىِٕكَ حِزْبُ اللّٰهِ ۗ اَلَآ اِنَّ حِزْبَ اللّٰهِ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ࣖ Lā tajidu qaumay yu'minūna billāhi wal-yaumil ākhiri yuwāddūna man ḥāddallāha wa rasūlahū wa lau kānū ābā'ahum au abnā'ahum au ikhwānahum au asyīratahum, ulā'ika kataba fī qulūbihimul-īmāna wa ayyadahum birūḥim minhu, wa yudkhiluhum jannātin tajrī min taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā, raḍiyallāhu anhum wa raḍū anhu, ulā'ika ḥizbullāhi, alā inna ḥizballāhi humul-mufliḥūna. Engkau Nabi Muhammad tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhir saling berkasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya sekalipun mereka itu bapaknya, anaknya, saudaranya, atau kerabatnya. Mereka itulah orang-orang yang telah Allah tetapkan keimanan di dalam hatinya dan menguatkan mereka dengan pertolongan dari-Nya. Dia akan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah orang-orang yang beruntung. Quick Links Yasin Al Waqiah Al Kahfi Al Mulk Ar Rahman An Nasr Al Baqarah At Tin Al Fatihah An Nas An Naba Al Qariah LaaMaujuda Illallah (paling tidak artinya begini : Tidak ada yang wujud kecuali Allah) Martabat Tujuh: 1. Ahadiyah 2. Wahdat 3. Wahidiyat 4. Alam Arwah 5. Alam Mitsal 6. Alam Ajsam La Maujuda Illa Allah 1. Merupakan hakekat Dzat mutlak yang kadim. Artinya; hakekat Dzat yang lebih dulu, yaitu Dzatullah, yang menjadi wahana alam Ahadiyat

Salah satu agenda Majelis Dzikir SAEPI TQN Suryalaya ialah kajian fiqih bersama ustadz Muhammad Ruhiyat Haririe, Lc. Setiap Sabtu sore pukul hinga WIB. Kitab yang dikaji ialah Safinatunnajah karya Syekh Salim Sumair Al Hadrami dengan syarah Kasyifatussaja karya Syekh Nawawi Al Bantani. Dalam kajian tersebut ustadz Haririe, panggilan akrabnya, membahas makna laa ilaha illa Allah. وَمَعْنَى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ لاَ مَعْبُودَ بِحَقٍّ -فِيْ الْوُجُوْدِ- إِلاَّ اللهُ Makna لاَ إِلَهَ إلاَّ اللهُ adalah tidak ada yang berhak disembah -dalam wujud- selain Allah. أي لا يستحق أن يذل له كل شيء إلا اﷲ Maksudnya adalah bahwa segala sesuatu tidak berhak menghinakan diri atau menyembah kecuali kepada Allah. Laa Ilaaha Illallah tersusun dari 3 huruf [ا – ل – ه], dan terdiri dari 4 kata Laa, Ilaha, illa dan Allah [لا اله الا الله]. Pertama, kata Laa Disebut laa nafiyah lil jins huruf lam yang berfungsi meniadakan keberadaan semua jenis kata benda setelahnya. Misalnya kata “Laa raiba fiih” tidak ada keraguan apapun bentuknya di dalamnya. Artinya meniadakan semua jenis keraguan dalam al-Quran. Sehingga laa dalam kalimat tauhid bermakna meniadakan semua jenis ilaah, dengan bentuk apapun dan siapapun dia. Baca juga Apakah Rasulullah Saw Pernah Melakukan Talqin Secara Berjamaah Kedua, kata Ilah Kata ini merupakan bentuk mashdar kata dasar, turunan dari kata aliha – ya’lahu [ألـه – يألـه] yang artinya beribadah. Sementara kata ilaahun [إلـه] merupakan isim masdar yang bermakna maf’ul obyek, sehingga artinya sesembahan atau sesuatu yang menjadi sasaran ibadah. Jika kita gabungkan dengan kata laa, menjadi laa ilaaha [لا إلـه], maka artinya tidak ada sesembahan atau sesuatu yang menjadi sasaran ibadah, apapun bentuknya. Ketiga, kata Illa Ilaa artinya kecuali. Disebut dengan huruf istitsna’ pengecualian yang bertugas untuk mengeluarkan kata yang terletak setelah illa dari hukum yang telah dinafikan oleh laa. Sebagai contoh, Laa rajula fil Masjid illa Muhammad’, Tidak ada lelaki apapun di masjid, selain Muhammad. Kata Muhammad dikeluarkan dari hukum sebelum illa yaitu peniadaan semua jenis laki-laki di masjid. Baca juga Tiga Ilmu yang Wajib Dipelajari Pengamal Tarekat Keempat, kata Allah Dialah Sang Tuhan, dikenal oleh makhluk melalui fitrah mereka. Karena Dia Pencipta mereka. Sebagian ahli bahasa mengatakan, nama Allah [الله] berasal dari kata al-Ilah [الإلـه]. Hamzahnya dihilangkan untuk mempermudah membacanya, lalu huruf lam yang pertama diidhgamkan pada lam yang kedua sehingga menjadi satu lam yang ditasydid, lalu lam yang kedua dibaca tebal. Sehingga dibaca Allah. Demikian pendapat ahli bahasa Imam Sibawaih. Imam Ibnul Qoyyim menjelaskan maknanya dalam kitab Madarijussalikin, الله وحده هو المعبود المألوه الذي لا يستحق العبادة سواه “Allah Dialah al-Ma’bud yang diibadahi, al-Ma’luh yang disembah. Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Dia” Syaikh Muhammad Abdul Qadir Khalil menjelaskan bahwa para ulama tauhid sepakat bahwa makna Laa Ilaaha illallah adalah Laa ma’buda bihaqqin illallah tiada tuhan yang disembah dengan hak kecuali Allah, bukan Laa ma’buda illallah, tiada tuhan yang disembah selain Allah. Baca juga Perbedaan Orang yang Lalai dan yang Berakal Andai makna Laa Ilaaha illallah adalah Laa ma’buda illallah, tiada tuhan yang disembah selain Allah, niscaya kenyataannya berbohong. Sebab, masih mengasumsikan ada tuhan-tuhan selain Allah di luaran sana yang disembah. Padahal, tuhan-tuhan itu semuanya batil kecuali Allah. Karena itu, perlu dipastikan bahwa makna Lâ ilâha illallâh adalah tiada tuhan yang hak kecuali Allah. Tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya kecuali Dia. Selain bermakna Laa mabuda bihaqqin illallah Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, Laa ilaha illallah juga bermakna Laa maujuda bihaqqin illallah Tiada maujud yang hak selain Allah dan Laa masyhuda bihaqqin illallah Tiada yang disaksikan dengan hak selain Allah. Makna Laa mabuda bihaqqin illallah ini juga ditegaskan Allah dalam surah al-Fatihah. Iyyaka nabudu Hanya kepada Engkau kami menyembah. Lagi-lagi gaya bahasa yang dipergunakan adalah gaya bahasa qashr. Bedanya, jika Laa ilaha illallah dengan qashr nafyi dan itsbat, sedangkan iyyaka nabudu dengan qashr taqdim ma haqquhu al-ta’khir mendahulukan bagian kalimat yang biasa diakhirkan. Tanpa qashr, kalimat itu berbunyi, Nabuduka Kami menyembah Engkau. Namun, dalam gaya bahasa qashr, kalimat itu menjadi Iyyaka nabudu Hanya kepada Engkau kami menyembah.” Karena itu, siapa pun yang telah menyelami makna ini, tidak akan ada yang bisa menghalangi dirinya beribadah, tidak ada yang terpikir saat dirinya beribadah kecuali Allah. Kemudian Laa maujuda bihaqqin illallah maksudnya tiada yang maujud -bermakna wujud- dengan hak kecuali Allah. Segala wujud yang terlihat bukan wujud yang hakiki. Wujudnya bumi misalnya. Ia diwujudkan oleh Allah. Selain itu, wujud bumi juga terbatas dan fana. Begitu pula wujud-wujud yang lain. Semuanya wujud karena ada yang mewujudkan. Tetaplah wujud yang hakiki dimiliki oleh Allah, Dzat yang maha wujud, azali, qadim, dan kekal. Kemudian Laa masyhuda bihaqqin maksudnya tidak ada yang disaksikan dengan hak kecuali Allah. Apa pun yang dilihat dan disaksikannya semata-mata karena wujud dan kebesaran-Nya. Tidak ada yang disaksikan semata rencana, kehendak, kekuasaan, dan hikmah-Nya. Baca juga Saepi Gelar Kajian Online Bahas Iman dan Tingkatannya Tidak ada yang buruk di sisi-Nya. Sehingga manakala ada seseorang yang melihat perkara buruk oleh mata kepalanya, maka dengan pandangan mata hatinya bashirah terlihat baik dan sejalan dengan hikmah yang hendak diberikan-Nya. Bahkan, seorang yang telah menyelami makna ini, tidak bisa melihat sesuatu di depannya kecuali Allah. Itu pula yang terjadi pada al-Hallaj yang pernah mengatakan, “Ana al-Haqq.” Para ulama tasawuf menyebut makna Laa ma’buda ini sebagai makna syariat, makna Laa maujuda sebagai makna tarekat, dan Laa masyhuda sebagai makna hakikat. Turunan dari tiga makna di atas adalah Laa maqshuda bihaqqin illallah tiada yang dituju dengan hak selain Allah, Laa maqdura bihaqqin illallah tiada yang dikuasakan dengan hak selain Allah, Laa mas’ula bihaqqin illallah tiada yang diminta dengan hak selain Allah, La mahbuba bihaqqin illallah tiada yang dicintai dengan hak selain Allah, dan seterusnya. Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe! Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan ______

PoVZ3. 254 398 280 42 63 496 438 284 427

la maujuda illallah artinya